YG Entertainment saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal pendapatan, terutama setelah kepergian BLACKPINK yang telah menjadi kekuatan utama perusahaan. Kim Hye-young, peneliti dari Daol Investment & Securities, menyebutkan bahwa pendapatan konsolidasi YG Entertainment pada kuartal kedua tahun ini diperkirakan akan turun sebesar 35,8% dari tahun lalu, menjadi KRW 101,7 miliar. Laba operasional juga diprediksi mengalami penurunan drastis hingga 98,9%, menjadi KRW 300 juta (sekitar Rp 3,5 miliar).
Menurut Kim, sumber utama pendapatan untuk YG Entertainment pada kuartal kedua ini akan datang dari penjualan album ‘BabyMonster’ dan konser ‘Treasure’. Meskipun ada dua IP idol yang akan aktif di YG Entertainment tahun ini, termasuk pendatang baru yang belum memberikan keuntungan signifikan, diharapkan bahwa pendapatan akan meningkat pada tahun depan.
Kim Hye-young juga menurunkan harga target saham YG Entertainment menjadi 46.000 won, dari sebelumnya 55.000 won. Harga saham YG Entertainment telah mengalami penurunan tajam, turun 62% dari harga puncaknya di 97.000 won pada Mei tahun lalu, menjadi 36.000 won hanya dalam waktu satu tahun. Pada hari sebelumnya, harga saham ditutup pada 36.750 won, mengalami penurunan 1.150 won (3,03%).
Ketidakpastian juga muncul karena BLACKPINK memperbarui kontrak mereka untuk aktivitas grup, tetapi semua anggota tidak memperbarui kontrak untuk aktivitas individu. Ini menciptakan kekhawatiran mengenai rencana aktivitas grup BLACKPINK ke depannya, yang berdampak negatif pada harga dan kinerja saham perusahaan.
Kim Hyun-yong, peneliti di Hyundai Motor Securities, menambahkan bahwa kunci pemulihan kinerja YG Entertainment di tahun depan adalah dimulainya kembali aktivitas penuh BLACKPINK dan kesuksesan jangka panjang dari BabyMonster untuk mengikuti jejak pertumbuhan BLACKPINK. Saat ini, YG Entertainment terlihat sedang melewati masa-masa sulit dan perlu mengatasi tantangan ini untuk kembali ke jalur pertumbuhan.