Banyak orang tahu bahwa mobil yang beredar di Indonesia kebanyakan berasal dari Jepang atau China. Namun, tahukah kamu bahwa Indonesia juga punya beberapa mobil buatan dalam negeri?

Berikut ini adalah daftar merek mobil buatan Indonesia yang telah dikembangkan oleh anak bangsa, beberapa bahkan sempat menarik perhatian publik dan pemimpin negara.

Esemka

Esemka mungkin merupakan mobil Indonesia yang paling dikenal publik. Awalnya dikembangkan oleh siswa SMK sejak tahun 2013, Esemka kemudian diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2019 dengan pabrik berkapasitas produksi hingga 12 ribu unit per tahun. Model yang tersedia saat ini adalah Esemka Bima 1.2 dan 1.3, keduanya jenis pikap.

Meski bukan mobil nasional (karena bukan proyek pemerintah), Esemka berkomitmen menggunakan banyak komponen lokal seperti dari PT INKA dan Pertamina.

Mahesa

Dikembangkan oleh Sukiyat, Mahesa adalah mobil pedesaan yang ditujukan untuk membantu para petani. Tersedia dalam versi pikap, double cabin, dan kendaraan pertanian. Menggunakan mesin diesel 650 cc (1 piston), Mahesa bisa melaju hingga 55 km/jam dengan konsumsi BBM irit, sekitar 30 km/liter. Mobil ini juga dilengkapi sistem Power Take Off (PTO) untuk menghubungkan mesin dengan alat pertanian.

Harganya ditawarkan di bawah Rp100 juta.

Kancil

Kancil merupakan singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah, diproduksi oleh PT Karunia Abadi Niaga Citra Indonesia Lestari sejak 1999. Mobil ini bermesin 404 cc dengan tenaga 13,5 hp dan torsi 28 Nm. Harga jualnya sangat terjangkau, bahkan di bawah Rp50 juta.

Tawon

Dibuat oleh PT Super Grasindo Jaya di Rangkasbitung, mobil Tawon hadir dengan mesin 650 cc dan tenaga 27,1 hp. Desain dan teknologinya ditujukan agar bisa bersaing di segmen LCGC. Meskipun sempat populer, kini keberadaan Tawon sudah jarang terdengar. Harganya mulai dari Rp40 jutaan.

GEA

GEA adalah singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif, mobil ini dikembangkan oleh PT INKA dan menggunakan mesin Rusnas buatan BPPT. Mesin bensin 640 cc (2 silinder) menghasilkan tenaga 29 hp. Mobil ini termasuk jenis city car dan dibanderol mulai Rp40 jutaan.

Maleo

Diproduksi oleh IPTN (kini PT Dirgantara Indonesia) bekerja sama dengan Rover Inggris, Maleo mulai dikembangkan sejak 1993. Dengan mesin 1.200 cc, 3 silinder, tenaga 70 hp dan torsi 130 Nm, mobil ini dirancang sebagai sedan terjangkau dengan kandungan lokal hingga 70%. Sayangnya, proyek ini berhenti karena krisis moneter dan hadirnya proyek mobil nasional lain, Timor.

Selo

Selo adalah mobil listrik berdesain sport yang dibuat oleh tim yang sama dengan mobil Gendhis dan dibawa ke publik oleh Dahlan Iskan di IIMS 2014. Terinspirasi dari tokoh Ki Ageng Selo, mobil ini diharapkan melaju secepat petir. Meski sempat gagal uji emisi karena masih versi prototipe, Selo merupakan tonggak penting dalam pengembangan mobil listrik Indonesia.