
Semua orang tentu mengenal kopi—minuman populer yang berasal dari seduhan biji kopi yang telah melalui proses sangrai. Kopi menjadi salah satu sumber kafein terbesar di dunia. Dalam satu gelas kopi (230 mL), rata-rata terkandung sekitar 95 mg kafein, tergantung pada jenis, asal, dan metode pengolahannya. Penikmat kopi biasanya akrab dengan dua jenis utama, yaitu Robusta, yang dikenal dengan kadar kafein tinggi, dan Arabica yang lebih ringan.

Kafein dalam kopi merupakan zat stimulan yang terbukti dapat meningkatkan kewaspadaan serta kinerja otak dan jantung. Namun, konsumsi berlebihan atau pada individu yang sensitif terhadap kafein dapat menimbulkan efek samping seperti sakit perut, insomnia, kecemasan, hingga peningkatan denyut jantung dan pernapasan. Kondisi inilah yang membuat sebagian konsumen mulai mencari alternatif kopi tanpa kafein, atau decaffeinated coffee.

Khasiat Tersembunyi Biji Kurma: Si Kecil yang Mirip Kopi
Salah satu alternatif yang menarik dan masih belum banyak diketahui adalah kopi dari biji kurma. Biji kurma yang telah dibersihkan, dikeringkan, lalu disangrai, ternyata menghasilkan aroma dan rasa yang menyerupai kopi. Setelah disangrai, biji kurma bisa dihaluskan dan diseduh layaknya kopi biasa—namun tanpa kandungan kafein.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Sciences mengungkap bahwa biji kurma mengandung sekitar 80% karbohidrat, didominasi oleh serat tak larut air. Kandungan gula dalam biji kurma relatif rendah, yaitu antara 16–35%, menjadikannya bahan ideal untuk fortifikasi produk pangan seperti roti sebagai sumber serat alami.

Saat disangrai, gula dalam biji kurma mengalami reaksi kimia akibat panas, menghasilkan senyawa aromatik yang memberikan rasa dan aroma mirip kopi. Ini menjadikan kopi biji kurma tidak hanya menarik dari sisi rasa, tetapi juga dari aspek fungsional dan kesehatan.

Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan
Tak hanya sebagai sumber serat, biji kurma juga kaya akan mineral seperti kalsium, kalium, dan zat besi. Selain itu, ia mengandung vitamin E dan K yang bermanfaat bagi tubuh. Yang tak kalah penting, biji kurma memiliki kandungan senyawa fenolik yang tinggi—sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan mendukung sistem imun.

Terdapat tujuh tipe polifenol utama dalam biji kurma, yaitu:
- Cinnamic acid
- Chlorogenic acid
- Caffeic acid
- Vanillic acid
- Gallic acid
- 2,5-Dihydroxybenzoic acid
- 3,5-Dihydroxybenzoic acid
Kandungan dan komposisi polifenol ini dapat bervariasi tergantung pada varietas kurma, tingkat kematangan buah, kondisi tanah, musim tanam, dan lokasi geografis tanaman.

Potensi Biji Kurma sebagai Pangan Fungsional dan Solusi Berkelanjutan
Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pengembangan kopi dari biji kurma masih memiliki potensi besar, baik dari sisi eksplorasi rasa, profil nutrisi, metode sangrai, maupun penerimaan konsumen. Biji kurma bisa menjadi alternatif kopi bebas kafein yang tidak hanya aman dikonsumsi oleh mereka yang sensitif terhadap kafein, tetapi juga memberi manfaat gizi tambahan.

Dari sisi lingkungan, pemanfaatan biji kurma sebagai bahan pangan juga memberikan dampak positif. Studi dalam Journal of Food Composition and Analysis menyebutkan bahwa memanfaatkan limbah pangan seperti biji kurma dapat membantu mengurangi sampah organik dan menekan penggunaan sumber daya alam yang intensif, seperti lahan dan air, yang dibutuhkan untuk perkebunan kopi.

Dengan demikian, pemanfaatan buah kurma bisa dilakukan secara menyeluruh: daging buah untuk konsumsi langsung, dan bijinya untuk diolah menjadi kopi alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan.