Amsterdam, ibu kota Belanda yang terkenal dengan budaya liberal dan terbuka, memiliki satu kawasan yang kerap menjadi sorotan dunia: Distrik Lampu Merah (Red Light District). Kawasan ini tidak hanya dikenal sebagai pusat industri seks legal, tetapi juga menjadi salah satu objek wisata paling ramai di kota tersebut.

Pada Rabu, 3 April 2019, fotografer Reuters, Yves Herman, mengabadikan suasana malam di distrik ini. Terlihat banyak orang berjalan melewati rumah-rumah bordil dengan jendela-jendela bercahaya merah, simbol ikonik kawasan ini yang telah dikenal sejak abad ke-14. Red Light District telah menjadi magnet bagi para turis, terutama setelah malam tiba. Selain rumah bordil, kawasan ini juga dipenuhi pertunjukan hiburan khusus dewasa, museum erotis, toko-toko suvenir bertema seks, serta bar dan kafe yang selalu ramai.

Namun, popularitas distrik ini juga menghadirkan dilema sosial. Kemacetan pejalan kaki menjadi masalah rutin, terutama pada malam hari. Banyak wisatawan yang hanya datang untuk melihat-lihat atau mengambil foto, tanpa menghormati privasi para pekerja seks.

Sebagai respons atas kemacetan dan gangguan terhadap warga lokal, pemerintah Amsterdam merencanakan larangan tur keliling di kawasan ini. Langkah ini bertujuan mengurangi kepadatan dan menciptakan suasana yang lebih aman dan manusiawi, baik bagi penduduk maupun para pekerja seks.

Namun, rencana ini menuai penolakan dari para pekerja seks komersial. Mereka khawatir larangan tersebut akan mengurangi jumlah pelanggan dan berdampak negatif terhadap penghasilan mereka. Selain itu, beberapa di antara mereka merasa bahwa upaya pemerintah justru bisa membuat pekerjaan mereka menjadi lebih tersembunyi dan berisiko.

Foto-foto yang diambil pada malam itu memperlihatkan kehidupan malam yang ramai di distrik ini, namun di balik keramaian tersebut, terdapat perdebatan yang kompleks antara kepentingan wisata, ekonomi, hak pekerja, dan kenyamanan warga.

Distrik Lampu Merah tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari identitas Amsterdam. Bagaimana pemerintah dan masyarakat kota ini menavigasi tantangan tersebut akan menentukan masa depan kawasan yang kontroversial namun bersejarah ini.