Holi, atau yang dikenal sebagai Festival Warna, adalah salah satu perayaan paling semarak dan ikonik dalam budaya Hindu. Festival ini menandai datangnya musim semi, membawa pesan kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta semangat persatuan, cinta, dan sukacita.

Asal Usul dan Persebaran

Dirayakan secara luas di India, Nepal, dan Bangladesh, Holi juga turut diperingati di negara-negara yang memiliki komunitas Hindu seperti Suriname, Guyana, Afrika Selatan, Trinidad, Britania Raya, Mauritius, dan Fiji. Di kawasan Benggala Barat dan Bangladesh, festival ini dikenal dengan nama Dolyatra (Doul Jatra) atau Basanta-Utsab, yang berarti festival musim semi.

Namun, pusat kemeriahan Holi berada di wilayah Braj – tempat-tempat yang erat kaitannya dengan kehidupan Sri Kresna, seperti Mathura, Vrindavan, Nandagaon, dan Barsana. Selama festival berlangsung, kota-kota ini diserbu oleh ribuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk menyaksikan perayaan penuh warna yang berlangsung hingga 16 hari.

Puncak Kemeriahan: Dhulheti

Hari utama Holi, yang dikenal sebagai Dhulheti, Dhulandi, atau Dhulendi, menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara. Pada hari ini, masyarakat turun ke jalan dengan semangat keceriaan: saling melemparkan bubuk warna-warni (gulal) dan menyemprotkan air berwarna, simbol dari kegembiraan dan harapan baru.

Lagu-lagu tradisional diputar, tarian digelar di berbagai sudut kota, dan semua kalangan – tanpa memandang usia, kasta, atau status – larut dalam pesta warna yang penuh kegembiraan.

Holika Dahan: Makna Spiritual di Balik Api Unggun

Sehari sebelum Dhulheti, masyarakat Hindu mengadakan ritual Holika Dahan atau Chhoti Holi, yang ditandai dengan menyalakan api unggun. Ritual ini mengenang kisah Prahlada, pemuja setia Dewa Wisnu, yang selamat dari api ketika ingin dibakar hidup-hidup oleh Holika, saudara perempuan raja iblis Hiranyakasipu. Holika yang justru terbakar, menjadi simbol kemenangan iman dan kebaikan atas kesombongan dan kejahatan.

Di wilayah Andhra Pradesh, peristiwa ini juga dikenal dengan nama Kama Dahanam, yang merujuk pada pembakaran dewa asmara, Kama, sebagai simbol penaklukan hawa nafsu.

Penutup Perayaan: Rangapanchami

Festival Holi ditutup dengan Rangapanchami, yang dirayakan pada hari kelima setelah purnama, menandai akhir dari pesta warna dan kembalinya kehidupan normal. Namun, semangat persaudaraan, tawa, dan kehangatan dari Holi terus hidup di hati setiap orang yang merayakannya.

Simbol Kehidupan, Kebebasan, dan Kegembiraan

Holi bukan sekadar perayaan budaya. Ia adalah manifestasi dari kebebasan, penghapusan batas-batas sosial, dan pengingat untuk merayakan hidup dengan warna dan cinta. Tak heran jika Holi kini telah mendunia, dirayakan dalam berbagai bentuk oleh orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.

Setiap lemparan warna dalam Holi bukan hanya tentang keceriaan, tapi juga tentang harapan akan kehidupan yang lebih damai, berwarna, dan penuh kasih.