
Penemuan dalam dunia sains kerap dipandang sebagai tonggak kemajuan peradaban manusia. Namun, tidak sedikit pula inovasi yang justru membawa bencana besar bagi umat manusia ketika disalahgunakan, terutama dalam konteks peperangan.

Empat tokoh besar di bidang fisika, biologi, teknik sipil, dan pertahanan pernah mengukir sejarah lewat temuannya. Namun, seiring waktu, mereka mengaku menyesal karena apa yang mereka ciptakan turut menyebabkan kerusakan besar dan jatuhnya ratusan ribu korban jiwa.
1. J. Robert Oppenheimer: Bapak Bom Atom yang Berlumuran Darah

J. Robert Oppenheimer (1904–1967), seorang ahli fisika teori asal Amerika Serikat, dikenal luas sebagai “bapak bom atom” karena perannya sebagai direktur Proyek Manhattan, sebuah program rahasia Amerika Serikat untuk mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II.
Di bawah arahannya, bom atom pertama berhasil diuji coba di New Mexico pada 16 Juli 1945. Beberapa minggu kemudian, dua bom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, menyebabkan kematian antara 129.000 hingga 226.000 orang.
Usai menyaksikan dampaknya, Oppenheimer mengungkapkan penyesalannya. Ia mengutip Bhagavad Gita:
“Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia.”
Pada Oktober 1945, ia bahkan mengatakan kepada Presiden Truman bahwa “tangannya berlumuran darah.” Truman yang geram merespons, “Darah itu ada di tanganku, bukan kamu.”
Setelahnya, Oppenheimer menjadi advokat kontrol senjata nuklir dan menentang perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet. Tapi penyesalan itu tidak pernah menghapus kenyataan bahwa ia turut menciptakan senjata paling mematikan di abad ke-20.
2. Mikhail Kalashnikov: Senapan AK-47 yang Jadi Simbol Kematian

Mikhail Kalashnikov, insinyur senjata asal Rusia, dikenal dunia lewat karyanya: senapan serbu AK-47, yang ia rancang pada 1947. Ia bermaksud membuat senjata yang simpel, tahan banting, dan mudah digunakan oleh tentara Soviet.
Namun, senapan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan digunakan dalam berbagai konflik bersenjata, termasuk oleh kelompok teroris dan pemberontak. Korban akibat AK-47 diyakini melampaui korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Kalashnikov sempat berkata ia bisa tidur nyenyak karena ia hanya menciptakan alat, bukan menentukan cara penggunaannya. Namun, di masa tuanya, ia dilanda krisis moral.
Dalam surat yang ditulis ke Gereja Ortodoks Rusia sebelum wafat, ia menulis:
“Luka spiritual saya tak tertahankan… Apakah saya juga penyebab kematian mereka?”
3. Alfred Nobel: Penemu Dinamit yang Diabadikan Lewat Hadiah Perdamaian

Alfred Nobel (1833–1896), ilmuwan dan pengusaha Swedia, menciptakan dinamit pada tahun 1867. Awalnya, dinamit ditujukan untuk keperluan konstruksi seperti pembangunan terowongan dan rel kereta. Namun, ciptaannya juga digunakan dalam peperangan dan menyebabkan ribuan korban jiwa.
Ketika sebuah surat kabar keliru menuliskan obituarinya dengan judul “Pedagang Kematian Wafat”, Nobel terguncang dan menyadari bagaimana sejarah akan mengingatnya.
Sebagai bentuk penebusan, Nobel mendonasikan sebagian besar hartanya untuk mendirikan Hadiah Nobel, penghargaan bergengsi bagi mereka yang berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan, sastra, dan perdamaian dunia.
“Sains seharusnya untuk kemajuan, bukan kehancuran,” adalah pesan tak tertulis yang terpatri dari wasiatnya.
4. Arthur Galston: Peneliti Tanaman yang Temuannya Dijadikan Senjata Kimia

Arthur Galston adalah ilmuwan pertanian asal Amerika Serikat. Ia meneliti asam triiodobenzoic untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kedelai. Namun, zat ini ternyata juga menyebabkan dedaunan rontok bila digunakan berlebihan.
Hasil penelitiannya kemudian dimodifikasi menjadi Agen Oranye, herbisida yang digunakan oleh militer AS dalam Perang Vietnam untuk menggunduli hutan dan melacak gerilyawan Viet Cong.
Dampaknya sangat buruk: 20 juta galon disemprotkan, merusak ekosistem dan menyebabkan penyakit, cacat lahir, kanker, hingga kerusakan genetik bagi jutaan orang.
Galston menyebut penggunaan ini sebagai “penyalahgunaan ilmu pengetahuan.”
“Sains seharusnya untuk memperbaiki kehidupan, bukan untuk menghancurkannya,” ujarnya dalam berbagai forum internasional.