Kasus anak berusia 9 tahun yang mengemudikan mobil dan menabrak pemotor serta kendaraan di kawasan traffic light Kemang, Mampang, Jakarta Selatan, menunjukkan dampak negatif dari paparan gim video pada anak-anak. Menurut keterangan dari Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, anak tersebut, yang berinisial MP, terinspirasi dari gim yang sering dimainkannya di internet.
MP yang biasanya bermain gim mobil di internet, tampaknya terobsesi dengan pengalaman virtual tersebut dan mencoba menerapkannya di dunia nyata. Ini menunjukkan bagaimana paparan media digital dapat mempengaruhi perilaku anak-anak, terutama ketika mereka belum memiliki pemahaman yang memadai tentang konsekuensi nyata dari tindakan mereka.
Polisi telah meminta keterangan dari MP dan orang tuanya dan memastikan bahwa tindakan MP bukan atas suruhan orang tua. MP ternyata mengendarai mobil yang bukan milik orang tuanya, melainkan milik tetangga mereka. Namun, polisi juga telah memfasilitasi proses mediasi antara pemilik mobil dan orang tua MP.
Kompol Yunita Rungkat, Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, menyatakan bahwa proses perdamaian antara pemilik mobil dan orang tua MP sedang berlangsung, dengan kepolisian berperan sebagai mediator. Kasus ini menjadi pengingat penting mengenai peran pengawasan orang tua dalam mengontrol aktivitas anak-anak mereka di internet dan memastikan bahwa mereka memahami perbedaan antara realitas dan dunia virtual. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan aspek keamanan dan tanggung jawab dalam penggunaan media digital untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.